Daftar Isi
Urban Futures (UF) adalah program global berdurasi 5 tahun (2023–2027) yang memadukan sistem pangan perkotaan, kesejahteraan orang muda, dan aksi iklim. Di Indonesia, program ini dikelola oleh Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis) dan diimplementasikan di dua kota, yaitu Bandung dan Manggarai Barat. Terkait dengan pelibatan berbagai pemangku kepentingan kunci sistem pangan kota Bandung, program Urban Futures telah menyelenggarakan 2 (dua) kegiatan besar, yaitu Lokakarya Penyusunan Teori Perubahan (Theory of Change) Sistem Pangan Kota Bandung pada Oktober 2023 dan peluncuran resmi program Urban Futures di Kota Bandung pada Maret 2024.
Pada kegiatan lokakarya, setiap pemangku kepentingan diajak untuk mengidentifikasi permasalahan utama dalam sistem pangan lokal yang berkaitan dengan perubahan iklim dengan menggunakan Teori Perubahan (Theory of Change). Para pihak diajak bekerja sama merumuskan berbagai bentuk intervensi strategis, baik di sektor produksi, distribusi, maupun konsumsi pangan. Fokus lokakarya ini adalah merancang rencana aksi yang dapat mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sekaligus memperkuat ketahanan pangan kota. Sedangkan pada kegiatan peluncuran resmi (KickOff) program yang menandakan dimulainya proses implementasi di tingkat lokal, para pemangku kepentingan kunci kembali diundang untuk berpartisipasi secara aktif dalam setiap proses tahapannya. Tujuannya adalah menciptakan sinergi dan kolaborasi di antara seluruh pemangku kepentingan, sehingga setiap intervensi yang telah dirancang sebelumnya dapat diterapkan dengan efektif dan terpadu. Pada kedua kegiatan ini, Program Urban Futures telah secara aktif melibatkan para pemangku kepentingan kunci sistem pangan Kota Bandung, termasuk berbagai instansi Pemerintah Kota Bandung.
Presentasi Pendahuluan
Sebelum memasuki pembahasan mengenai Forum Multipihak kota Bandung, kami terlebih dahulu memaparkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai sistem pangan Kota Bandung.
Pertanyaan Penelitian dan Jawaban
1. Apa saja masalah utama dalam sistem pangan Kota Bandung? Khususnya subsistem distribusi?
Berdasarkan hasil penelitian beberapa masalah utama sistem pangan pada subsistem distribusi adalah ketidak stabilan harga pangan, belum adanya lembaga penyangga pangan yang menjadi sentra distribusi yang menjadi titik untuk menjaga kestabilan harga pasar dan pengelolaan ketersediaan pangan di Kota Bandung, serta pola distribusi yang panjang menghasilkan susut dan sampah pangan (food loss and waste) yang tinggi.
Dalam subsistem distribusi panjangnya rantai pasok pangan membuat jejak karbon pangan dan hasil pertanian yang tersedia di Kota Bandung menjadi tinggi. Dengan pola distribusi yang panjang menghasilkan susut dan sampah pangan (food loss and waste) yang tinggi ditambah dengan tata kelola sampah organik pada area distribusi (seperti pasar) yang kurang baik menjadi kontributor emisi GRK.
2. Bagaimana dinamika Sistem Pangan Bandung terkait dengan perubahan iklim?
3. Apa intervensi strategis dan quick-win dari pemerintah daerah?
Dalam sub sistem distribusi Membangun lembaga penyangga pangan tingkat kota (semacam BULOG), dapat menjaga fluktuasi harga dan distribusi pangan yang lebih baik. Hal ini juga bisa dilakukan dengan menambah tupoksi dari perumda PD Pasar Juara.
Dengan Metodologi Stakeholder Analysis, Pemetaan Media, Expert Interview dan Snowball Sampling, hasil sementara dari pemetaan aktor pada isu perubahan iklim dan sistem pangan sebanyak 155 aktor. Dengan rincian 28 instansi pemerintah, 88 organisasi kemasyarakatan, 25 entitas bisnis, 10 akademia, dan 4 media.
4. (Bagaimana) Pemetaan aktor Sistem Pangan Bandung & Kebutuhan Forum Multipihak?

Rencana Aksi Sistem Pangan Kota Bandung
Dalam forum diskusi ini, peserta dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan ketertarikan peserta terhadap tiga isu besar yang diangkat, yaitu: (1) Validasi masalah, tantangan dan solusi Sistem Pangan Kota Bandung serta target advokasi mengenai sistem pangan pada Peraturan Daerah (PERDA) No.3 Tahun 2024. (2) Memetakan Sarana Komunikasi dan Kolaborasi Multipihak Sistem Pangan Kota Bandung. (3) Memetakan kolaborasi orang muda terkait Sistem Pangan Kota Bandung.
Diskusi & Solusi
Selama kurang lebih 30 menit peserta berdiskusi mengenai topik yang sudah dipilih dan berikut hasil dari diskusi kelompok yang telah dilakukan.
Diskusi 1:
Validasi masalah, tantangan dan solusi Sistem Pangan Kota Bandung
Berdasarkan hasil diskusi, peserta memberikan beberapa alternatif solusi, diantaranya adalah:
- Diperlukan koordinasi intens dan runut dengan lembaga -lembaga terkait.
- Kelompok buruan sae bisa sedikit membantu menyelesaikan permasalahan stunting dan ketahanan pangan pada tingkat komunitas/mikro.
- Scale-up bisnis ternak lalat maggot untuk masalah sampah organik.
- Bulog menyiapkan hampir 3000 ton beras di daerah jawa barat.
- Lumbung pangan harus segera dibangun di sekitar wilayah / foodhub untuk penyimpanan cadangan makanan.
- Pemberian insentif untuk lahan produksi yang tetap mempertahankan fungsi keberlanjutan.
- Membuat sistem gudang distribusi.
- Membuat aturan darurat dalam kebencanaan.
Diskusi 2:
Memetakan Sarana Komunikasi dan Kolaborasi Multipihak Sistem Pangan Kota Bandung
- 80% warga Bandung mendapatkan informasi dari media sosial, sehingga platform media sosial dirasa sangat efektif sebagai sarana dalam berkolaborasi.
- Di kota Bandung juga ada yang namanya super admin, dimana kita menyatukan semua whatsapp group.
- Bisa melalui forum komunitas → MoU antar lembaga Rutin dalam mengadakan forum : forum ini harus dilaksanakan satu bulan sekali, atau 3-4 bulan sekali dalam satu tahun. Bisa bertemu lebih santai lagi di taman, atau secara online.
Diskusi 2:
Memetakan kolaborasi orang muda terkait Sistem Pangan Kota Bandung
Kolaborasi yang mungkin bisa dilakukan antar organisasi seperti membuat gerakan Pemuda peduli lingkungan dan sistem pangan, membentuk platform yang mendukung sistem pangan secara keseluruhan serta Adanya kegiatan rutin terkait sistem pangan khususnya untuk orang muda. Untuk mewujudkan itu semua dibutuhkan Match makking, training, mentoring, pendampingan. Dimana kegiatan tersebut dilakukan untuk mendukung pembagian peran.
Tulisan ini dikutip dari laporan Forum Multipihak Sistem Pangan Kota Bandung, dapat diunduh dalam format PDF: